Jumat, 25 Maret 2011
Pada saat sekarang ini dunia game sudah menjamur baik dikalangan anak-anak kecil hingga orang dewasa tidak pernah jauh dari bermain game. Game sudah bukan sesuatu yang menjadi hobi seseorang tapi sudah menjadi mata pencaharian oleh para gamer tersebut. Apalagi pada zaman yang serba canggih sekarang ini dan dunia game juga semakin berkembang pesat dengan berbagai macam jenis permainan yang disediakan. Contohnya saja game “Poker” yang ada pada situs jejaring Facebook. Game itu tidak hanya sekedar hobi bagi para Facebooker, tapi sudah menjadi mata pencaharian bagi orang yang memainkan game tersebut. Bagaimana tidak, harga 1 Billion chip poker tersebut sekarang mencapai Rp 8.000.000, seandainya anda punya sampai 10 Billion chip maka anda dapat menjual dengan harga Rp 80.000.000. itulah salah satu contoh game yang bukan hanya sekedar hobi tapi juga sebagai penghasilan.
Pada resensi game ini saya akan membahas mengenai game “Dota”. Dota itu sendiri adalah singkatan dari “Defense of the ancients” . Dimana game ini merupakan sebuah game RPG (Role-playing game) yang pemainnya menjalankan suatu peran dari sebuah karakter.
Game Dota sangat popular dikalangan remaja bahkan game ini sampai diturnamentkan dalam sebuah tournament game terbesar di dunia, misalnya blizzard’s blizzCon convention pada tahun 2005, world cyber games 2005, 2006 di malaysia & singapore, dan world cyber games asian championships 2006. di filipina dan beberapa Negara. Bahkan Dota telah mengambil alih popularitas counter-strike sebagai permainan yang paling sering dimainkan.
Tujuan utama permainan ini untuk menghancurkan markas musuh bersama-sama dengan tim dan anak buah petarung yang dikontrol oleh komputer. Pemain dapat menggunakan tokoh kuat yang disebut pahlawan (hero), dan dibantu oleh pahlawan sekutu dan anak buah petarung (creep) yang dikontrol oleh AI. Seperti dalam permainan role playing games, pemain dapat meningkatkan level tokoh pahlawan mereka dan menggunakan koin emas buat beli barang selama permainan.
Game Dota ini merupakan sebuah peta atau map custom dimana terdapat dua sudut berlawanan dari peta atau map tersebut. Di masing- masing markas atau base terdapat satu bangunan sentral yang dikenal sebagai Ancient. Inti dari permainan adalah menghancurkan Ancient tim lawan dan mempertahankan Ancient sendiri. Ancient yang dipakai untuk masing- masing tim biasanya The Frozen Throne/World Tree (dalam variasi- variasi Classic, Allstars); dan Town Center normal untuk masing- masing tim (dalam variasi Outland). Tiga jalur/lanes menghubungkan kedua markas/base. Sebuah sungai berjalan diagonal di tengah peta/map, tegak lurus/ memiliki ke tiga jalur/ lanes, masing- masing tim punya sejumlah menara/ tower pertahanan di masing- masing jalur/ lanes, yang diletakkan di sisi sungai bagian mereka.
Sistem Permainannya :
Game Dota ini akan mempertemukan 2 kubu atau suku yang saling bermusuhan (g akan menjadi teman) yaitu Sentinel dan Scourge. Kedua kubu ini akan saling mengahncurkan hingga salah satu dari mereka kalah maka game ini akan selesai. Dimana Sentinel lebih kental dengan unsure Elf pada ancientnya sedangkan Scourge ancientnya undead. Dalam permainan Dota kita diwajibkan memilih satu karakter HERO (dimana ada mode yang membuat kt bs own pick atau random hero).
Setiap Hero tersebut mempunya skill masing-masing dan kemampuan yang berbeda2 pula. Hero akan muncul pertama sekali di fountain, disini hero bisa memulihkan HP dan MP secara cepat. . Dalam pertempuran kita juga dibekali oleh tentara-tentara kacangan yang dalam hal ini kita sebut sebagai creep.
Hero bisa berkembang secara luar biasa. Tiap-tiap hero punya job-job khusus dan spesifikasi tertentu. Secara umum perkembangan hero ditentukan oleh level dan item. Semakin tinggi level dan semakin bagus item hero, maka hero akan menjadi semakin kuat dan kemungkinan menangnya akan semakin besar. Khusus untuk item, saya tidak akan membahas satu-satu itemnya. Item bisa dibeli di shop, tempatnya shop ada disekitar fountain, tinggal klik kiri di bangunan-banguan sekitar fountain, dan ada 4 black market ,tempat rahasia di tengah-tengah hutan dan di pinggir2 map sebelah kiri dan kanan.
Item terbagi 2 juga yaitu item resep dan item biasa. Item biasa adalah item yang langsung bisa kita beli di shop, sedangkan item resep adalah item baru yang merupakan kombinasi dari item-item yang kita beli langsung. Adapun resep dan bahannya bisa dilihat di shop di dekat fountain. Item resep terbagi dalam 5 kelas. Level 1-4 dan level yang tidak terdefinisi dengan jelas (unclasified). semakin tinggi levelnya, semakin dahsyat damagenya dan semakin mahal itemnya.
Begitulah sedikit banyak saya bercerita tentang Dota. Nah kalau saya sendiri yang gemar main game ini saya biasanya sering menggunakan hero “Tidehunter” dan “Vangeful Spirit”. Heronya seperti di bawah ini :
“Tidenuter”
Ini merupakan hero bertipe Strngth dimana dia mengandalkan kekuatan ototnya. Saya suka sekali hero ini karena mempunyai skill stun area. Skill ini dapat menghentikan serangan lawan dalam beberapa detik.
“Vangeful Spirit”
Nah kalau yang satu ini adalah hero bertipe Agility dimana dia mengandalkan otak dan ototnya dalam bertarung. Skillnya juga ada yang bias stun dan bisa menswap lawan.
Kalau penasaran dengan game ini, lebih baik anda mencoba sendiri saja, anda akan merasakan bagaimana tegangnya dalam bermain game ini.
Ups ada yang lupa, lama dari permainan game ini minimal 30 menit bahkan ada juga yang memainkan game ini sampai 1 jam.
Thks for all….:D
Saya bakalan menutup bulan dengan me-resensi-kan satu album yang, katakanlah, masih baru buat situh semua. Yoi, kalo udah liat judulnya, situh oasti tau kalo yang mo saya resensi-in tu album keduanyaThe Script yang punya judulScience & Faith. Selain karna saya suka N cinta banget sama kelompok musik yang satu ini, saya rasa, musikalitas mereka pun lebih baik daripada band-band alay yang marak di Endonesa. Neh saya jemberengin resensinya menurut saya, sapa tau situh minat beli CD ato album kaset pitanya.. (masih ada emang??)
Pertamax-tamax, kalo situh belom kenal The Script itu siapa, saya kasih tau. Band ini berasal dari Irlandia, Dublin tepatnya. Di motorin ama DannyO'Donoghue,Mark Sheehan dan Glen Power. Emang ga bisa di boongin kalo band-band asal Brittania itu punya taste musik yang bagus sangadh!!. The Script salah satunya. Nah, di album barunya, band ini nyuguhin 10 track yang bikin kita puas, masih dengan warna The Script, identik banget.
Di awali sama lagu "You wont feel a thing", yang langsung "menggebrak" kita sama gebukan drum yang semangat banget, ng-beat banget N ngajakin kita buat sing together!!. Terus di lanjutin sama single andalan di album ini, yup"For the First Time", lagu yang emang asik banget buat di dengerin, dengan irama yang agak nyantai, aransemen yang ajib N lirik yang bikin kita pengen nyanyi-nyanyi saking endangnya lagu ini. Ga heran kalo ini jadi jagoan!!. Terus kita bakal di bikin makin galau sama lagu "Nothing" yang jadi single kedua di album ini, dengan beat yang rada nyantai, juga lirik yang dalem banget, bikin ni lagu pantas banget di nyanyiin sama seluruh broken hearted di dunia,hahahahhaa..
Terus, kita selanjutnya bakal di suguhin lagu-lagu asik macem "Science and Faith", "Exit Wound", "Long Gone and Moved On", "This is Love","Walk Away", juga ada "If you Ever Come Back" dan "Deadman Walking", yang menurut saya sangat-sangat memuaskan hasrat situh kalo emang situh pecinta The Script ato penyuka lagu cinta yang rasional dan pinter. Kenapa pinter??, karna band ini cukup cerdas mengemas semua lagu agar keliatan menarik N enak di denger. Hampir semua liriknya juga berisi dan pintar. Emang ada beberapa lagu yang punya efek galau, tapi efek galau itu di tutup sama lirik yang menohok.
Saya pribadi suka banget sama lagu macem "If you Ever Come Back", "For The First Time", "Nothing", sama "DeadMan Walking". Khusus "Nothing", saya suka lagu ini karna liriknya yang begitu nyangkut N kena banget. Alesannya??, nyambung sama pengalaman pribadi soalnya, hahaha...
Eh, jangan salah, album ini juga bukan tanpa minus ya!!, menurut saya, album kedua The Script ini hampir semua berirama sama, meskipun beatnya beda. Jadi kalo situh ga terlalu suka banget sama band ini, situh bakal cepet bosen, apalagi kalo ga ngerti liriknya, bosen banget pasti, hahahaha.. Untungnya saya beneran fans-nya The Script, jadi enjoy aja, malah emang saya nungguin album baru mereka.
Udah ah, lebih jelasnya, situh beli aja album ato donlod lagu-lagunya, biar ngerti N tau. Sukur-sukur bisa jadi nge-fans sama band ini. Saya mo nyanyi lagunya aja ah, biasa "For The First Time", ni juga nyambung sama idup saya, :D
"Ooohh... These time are hard
Yeah they're making us crazy
Dont give up on me baby..."
Tron: Legacy - yang merupakan sebuah sekuel - dimulai dengan anak Kevin Flynn, Sam (Garret Hedlund). Sam mengalami trauma saat ayahnya menghilang, dia tidak mudah bergaul dan mempunyai dana perwalian. Perusahaan yang didirikan ayahnya, Encom, akan merilis sistem operasi baru. Lelucon yang dilakukan Sam membuat Alan (Bruce Boxleitner) menyampaikan pesan Kevin untuk Sam. Dari titik inilah kita dibawa menuju The Grid dan dunia Tron, Clu, dan Kevin Flynn (Jeff Bridges).
Film ini terlihat bagus dan mengejutkan di saat awal dengan tempo yang cukup cepat. Tetapi setelah adegan awal di The Grid, tempo menurun dramatis. Kita dikenalkan dengan karakter baru, Quorra (Olivia wilde), yang menarik tetapi kehadirannya tidak terlalu diperlukan. Dia adalah asisten Kevin dan interaksi awalnya dengan Sam terasa mengganggu dan ajaib.
Tron: Legacy adalah contoh film yang momentumnya didapat dari dialog yang bersifat menerangkan. Terlalu banyak yang dijelaskan dengan dialog yang gamblang dan bukannya melalui bahasa gambar. Banyak juga momen yang dijelaskan secara berlebihan atau malah tidak sama sekali. Adegan-adegan futuristiknya digarap secara maksimal tetapi tidak demikian halnya dengan segi cerita.
Pada akhirnya film ini tidak lebih dari sebuah film eskapis bagi penontonnya. Garret Hedlund sudah melakukan yang terbaik dengan materi yang diberikan tetapi reuni karakternya dengan sang ayah terasa terburu-buru dan dipaksakan. Tron: Legacy hanya memanjakan secara visual. Jangan berharap lebih...
Sutradara : Joseph Kosinski
Skenario : Edward Kitsis, Adam Horowitz, Brian Klugman, Lee Sternthal
Pemain : Garret Hedlund, Bruce Boxleitner, Jeff Bridges, Olivia wilde